SITA FITRIANA, Co-Founder + Co-CEO of KIAS

alt=

 

Di tengahkesibukan  meluncurkan sub- brand teranyar, Kias—yang masih erat berurusan dengan perajin rotan—Sita Fitriana meluangkan waktu untuk menceritakan awal mula Djalin terbentuk. Perjalanan menelusuri Pulau Jawa diakui sebagai titik momentum di mana ia memiliki mimpi baru yang melibatkan perajin lokal. Lalu pada 2016, sosok perempuan yang akrab dipanggil Sita itu tergerak mengikuti mimpinya. Ia membangun label furnitur Djalin bersama sang suami, dan dari situ, berbagai impian perlahan terwujud.

 Tujuan awal Sita berani merancang produk tidak hanya konsisten berkarya, namun juga memperkenalkan furnitur bermaterial rotan lokal dalam wajah baru. Bermodalkan pengalaman serta latar belakang pendidikan desain interior, Sita melihat peluang

di antara celah berbagai perajin rotan yang sangat potensial, ditambah lini lokal yang dirasanya kurang berani menyuarakan hasil karya desainer Indonesia secara lantang di lingkup internasional. Sita memasang target agar desain Indonesia dipandang dan diterima di ranah global. Langkah konkret pertama yang dilakukannya ialah memamerkan deretan furnitur rotan, yang pada waktu itu masih berupa prototipe, di ajang Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2016.


  
alt=

“Desain yang tercipta atas dasar rasa empati akan lebih bernilai.” 

Sita Fitriana

 

Menurut alumni Institut Teknologi Bandung ini, rotan merupakan komoditas terbaik. Keunggulan sebagai material solid untuk furnitur indoor serta outdoor, dan ditambah sifat fleksibilitas alaminya, membuat rotan semakin menarik untuk diolah secara organis. Akan tetapi, perihal tersebut juga memiliki dampak negatif; banyak permintaan, sumber daya pun kian langka. Walaupun rotan bersifat cepat tumbuh dan mudah dibudidayakan, namun aksi ilegal penyelundupan bahan baku rotan ke luar negeri memperburuk kelangkaan materi yang berkualitas. Djalin tidak cepat menyerah. Sang desainer mencari konsep solutif dengan menggabungkan rotan dan material lain seperti kayu, baja, hingga besi, dibalut elemen budaya dan tradisi asli Indonesia. Ketika ditanya misi personal, “Memiliki rancangan yang berintegritas dengan nilai kemanusiaan yang menghormati alam dan budaya, serta menggemakan gairah akan desain,” jawab Sita.

*Kutipan ELLE Indonesia, Edisi Agustus 2021